Loading...
Analisis Filosofis Mobile Legend: Natan dan Pesan-Pesan Materialisme

Mobile Legend adalah salah satu game populer yang paling banyak dimainkan di Indonesia. Banyak yang meminati game ini, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Meskipun masih banyak orang yang menganggap bermain game pada umumnya sebagai hal yang negatif, bagi saya, segala sesuatu memiliki sisi negatif dan positifnya. Ini tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Namun, terlepas dari hal tersebut, sadarkah kita bahwa game, terutama Mobile Legend, juga mengandung banyak pesan-pesan filosofis? Salah satunya ide-ide Materialisme. 

Materialisme adalah salah satu mazhab terbesar dalam filsafat yang memandang bahwa hakikat segala sesuatu dan juga sumber pengetahuan adalah materi, dan menurut hemat saya, Materialisme memiliki keterkaitan filosofis yang erat dengan salah satu hero moba yang akan saya uraikan kali ini: Natan. 

Natan merupakan hero dengan role (istilah untuk pengelompokan hero berdasarkan kemampuan) marksman. Dikisahkan, bahwa Natan terlahir dengan bakat yang luar biasa dalam sains dan sihir. Ia lahir di Eruditio. Eruditio merupakan kota yang terkenal karena ilmuwan-ilmuwannya yang hebat. Olehnya kota tersebut dianggap sebagai puncak pengetahuan umat manusia. Sebagai anak yang dibesarkan di lingkungan para ilmuwan, maka tidak heran pandangan Natan akan dunia cukup materialistis.

Maka dari itu, saya akan mengkaji beberapa pesan-pesan Materialisme yang sering diucapkan Natan di land of dawn.

1. You are all repeating yourselves.

Kata-kata ini seringkali diucapkan Natan saat berjalan. Kalimat ini berarti "Kalian mengulangi diri kalian sendiri."

Apa maksudnya? 

Dalam pandangan Materialisme Karl Marx, terutama yang berkenaan dengan konsep dialektika historisnya - sejarah manusia itu terus berulang; pertama sebagai tragedi dan kedua sebagai lolucon. Hal ini serupa dengan apa yang disampaikan Natan, bahwa pada dasarnya kita hanya mengulang apa yang telah terjadi pada diri kita. 

Pesan yang mungkin ingin Natan sampaikan yang erat kaitannya dengan Materialisme adalah: kita harus sadar dengan apa yang terjadi. Esensi dari apa yang telah terjadi hakikatnya pernah kita alami di masa sebelumnya, hanya saja bentuk atau wujudnya berbeda.

2. Every time is the perfect time.

Kata-kata juga ini sering diucapkan Natan ketika berjalan. Kalimat ini berarti "Setiap waktu adalah waktu yang tepat." Kalimat ini menunjukkan bahwa menurut Natan, tidak ada waktu yang salah atau waktu yang tidak tepat karena semua hal bisa dilakukan di setiap waktu. 

Dalam Materialisme, waktu sebenarnya merupakan penyimbolan terhadap seluruh rangkaian kejadian. Dalam buku The Secret History of the World (terjemahan: Sejarah Dunia yang Disembunyikan), Jonathan Black menuliskan bahwa para ilmuwan terdahulu menentukan waktu berdasarkan pergerakan benda, baik gerak bumi mengitari matahari dan/atau bulan mengitari bumi. Artinya tanpa materi atau pergerakan benda, waktu tidak akan ada. 

Jadi ide Materialisme dalam ucapan Natan menunjukan bahwa bukan waktu yang menentukan tindakan kita, namun tindakan kita lah yang menjadikan waktu itu ada. Waktu bukan suatu hal yang menentukan apakah tindakan kita tepat atau tidak, sebaliknya seluruh tindakan kita lah yang menentukan apakah waktu itu tepat atau tidak.

Oleh karena itu, bagi kalian yang sering menyandarkan sikap kalian kepada terminologi waktu yang tepat atau bersabar menanti waktu yang tepat, mulai sekarang ubahlah mindset tersebut agar kalian tidak hanya duduk diam dan menunggu. Bertindaklah, bergeraklah untuk mencapai apa yang kalian inginkan. 

3. I don't pray for miracles. I make them!

Kejeniusan Natan mulai ditunjukan dari wejangannya yang satu ini: "Aku tidak berdoa untuk mendapat keajaiban. Akulah yang membuat keajaiban."

Dengan kecerdasannya sebagai anak yang terlahir di lingkungan yang penuh dengan keajaiban-keajaiban ilmu pengetahuan, tidak heran jika Natan cukup percaya diri untuk membuat keajaibannya sendiri.

Mungkin dalam pandangan Idealisme Hegelian, perkataan Natan bertentangan dengan apa yang mereka sebut dengan Roh Absolut. Namun ucapan Natan tersebut sangatlah bersesuaian dengan pandangan Materialisme yang menganggap bahwa keajaiban ataupun hal yang bersifat fantasi itu tidak lebih dari khayalan manusia itu sendiri.  

Natan memberitahukan kita bahwa keajaiban tidak datang dari suatu Roh Absolute, melainkan datang dari diri manusia itu sendiri. Jadi jangan membuat keajaiban yang hanya bersifat khayalan dan menunggunya datang, melainkan buatlah keajaibanmu sendiri.

4. Our perception is our reality.

Kata-kata ini memiliki arti "Persepsi kita adalah realitas kita."

Lagi, seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa ucapan Natan yang satu ini juga mungkin akan bertentangan dengan Idealisme. Menurut Idealisme, realitas kita dibentuk oleh kesadaran kita, jadi bisa dikatakan bahwa "persepsi kita adalah realitas kita". 

Ini sangat berbeda dengan Materialisme yang menganggap bahwa realitaslah yang membentuk kesadaran ataupun persepsi kita. Persis seperti teori 'tabula rasa' John Locke yang menilai bahwa manusia itu terlahir laiknya kertas putih. Kemudian kertas tersebut diwarnai dengan tinta. Tinta dalam konsep ini adalah realitas, sementara kertas kosong adalah pengetahuan atau persepsi manusia yang masih kosong. 

Sebagaimana kertas kosong yang tidak akan terisi tanpa tinta, begitu pula dengan pengetahuan dan persepsi manusia. Keduanya tidak akan ada tanpa realitas. Olehnya, benarlah kata Natan bahwa yang membentuk persepsi kita adalah realitas yang kita temui. Persepsi kita itulah yang nantinya menjadi pendorong kita untuk bersikap dan bertindak dalam kehidupan kita sehari-hari.

5. There is no past, no future, only now.

Kalimat ini berarti "Tidak ada masa lalu, tidak ada masa depan, yang ada hanya masa sekarang."

Dalam pandangan Materialisme, kenyataan adalah apa yang dapat kita inderai, dan di luar dari itu bukan kenyataan. Masa lalu merupakan kejadian yang sudah berakhir dan tidak lagi dapat diinderai, olehnya ia (sudah) tidak ada. Sementara masa depan pun sama; ia adalah kejadian yang belum terjadi dan, tentu saja, tidak dapat diinderai, olehnya ia juga tidak ada. Maka dari itu, baik masa lalu maupun masa depan, adalah suatu hal yang tidak nyata. Satu-satunya masa yang bisa kau inderai hanyalah masa sekarang.

Natan memberitahukan kita untuk jangan terlalu memfokuskan diri kita pada masa lalu yang sudah tidak ada dan masa depan yang belum ada, bahkan terhadap hal-hal yang bersifat utopis. 

Banyak dari kita yang sulit move on karena masih terjebak masa lalu dan tidak memilih untuk berjalan maju. Di sisi lain banyak dari kita yang terlalu mengkhawatirkan masa depan yang pada dasarnya juga hanyalah khayalan yang kita buat sendiri sehingga membuat kita sulit untuk memfokuskan diri kita pada apa yang kita hadapi sekarang. 

Olehnya, kita harus sadar bahwa waktu atau masa yang paling pantas untuk dipikirkan hanyalah masa sekarang. Jadikanlah masa lalu dan masa depan sebagai bentuk pemikiran sekunder atau pengetahuan pendukung saja. Tidak lebih! 

Itulah barangkali beberapa gagasan Materialisme yang diberikan oleh Natan dalam Mobile Legend. Mulai sekarang, marilah kita merubah kacamata atau cara pandang kita terhadap segala sesuatu. Selain itu kita mungkin juga dapat mempertimbangkan bahwa game, disamping sebagai hiburan, juga dapat menjadi alternatif bagi kita untuk belajar, dan itu, sekali lagi, tergantung dari cara kita memandangnya. 

Semoga bermanfaat.

Moh Fadhel Fikri, Manusia yang berteman dengan sunyi.
Lebih baru Lebih lama